Tiap
kali di bulan oktober ini teringat kembali akan kejadian 86 tahun lalu sebuah peristiwa penting akan lahirnya sumpah pemuda yang tercipta
sebagai bentuk perlawanan dan keberhasilan pemuda indonesia dalam melawan
kolonial belanda.
Namun,
sumpah pemuda hanyalah dikenal sebagai peristiwa sejarah yang cukup diperingati
setiap satu tahun sekali melalui upacara saja, tanpa mengaplikasikannya dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Tentu hal ini menjadi bahan renungan
kita bersama sebagai generasi muda yang harus menjujung tinggi Bhineka Tunggal
Ika sebagai alat pemersatu bangsa yang dilandasi semangat gotong royo.Sekarang ini nilai-nilai
tersebut sudah luntur oleh berbagai pengaruh budaya yang kita tidak tahu datangnya
dari mana sehingga sedikit saja ada gesekan sudah menjadi besar, padahal
alangkah indahnyahidup dengan perdamaian, hidup berdampingan, hidup saling
member,saling mengasihi dan menyayangi menjadi modal dasar untuk menjaga
keutuhan bangsa dan Negara yang diperjuangan oleh para pejuang dahulu yang
tidak mengenal pamrih, atau upah yang harus diterima.Pola pemikiran, gaya
berbusana, pemakaian bahasa, hingga pola perilaku masyarakat masa kini juga
cenderung lebih berkiblat kepada dunia Barat.Kegiatan-kegiatan yang bernuansa
kebudayaan bangsa sendiri, malah lebih banyak diabaikan begitu saja. Padahal,
itu semua merupakan jati diri bangsa yang seharusnya bisa dijaga dan dipelihara.
Partisispasi dari pemerintahan tentu sangat dibutuhkan dalam menciptakan
karakter pemuda-pemudi bangsa ini.
Seiring dengan
perkembangan zaman sekarang ini hampir sebagian besar bangsa ini di pengaruhi
oleh budaya asing mulai dari fesion, makan hingga merambat kebudaya anak muda
yang lebih mencintai tren budaya barat dari pada budaya bangsanya sendiri,
bahkan para remajah zaman sekarang mengidolahkan boyband dan girlsband Korea,
Amerika. Mereka cenderung ingin mengetahui bagaimana tren-tren idola mereka
itu,bahkan sampai mencari tahu kehidupan dan kebiasan mereka dari pada
mempelajari dan mengetahui sejarah bangsa indonesia. Itu adalah sebagian kecil
siasat mereka untuk menghancurkan
bangsa kita. Namun pengaruhnya sangat besar terhadap keutuhan bangsa ini. Ironisnya walaupun mereka telah mengetahui dampaknya para remaja kita masih saja
mengagumi kebudayan negara asing. Apakah budaya bangsa ini tidak menarik untuk
dipelajari? Padahal masih banyak sejuta budaya bangsa ini yang belum kita
ketahui.
Ini diibaratkan kita mengemis untuk mereka,
kenapa saya berkata demikaian?! karena bukan saja budaya kita yang
terkontaminasi oleh budaya asing, tetapi bangsa ini yang selalu mengharapkan produk-produk instan dari negara asing. Itu dikarenakan bangsa ini yang ingin
hidup serbah ada dibandingkan untuk untuk menciptakan hal-hal baru dari hasil
karya mereka sendiri. Seperti hadist ini "seseorang yang mengambil tali di
antara kalian kemudian dia gunakan untuk mengangkat kayu di atas punggungnya,
lebih baik baginya dari pada ia mendatangi orang, kemudian meminta-minta
kepadanya".(Riwayat Bukhari). Sehingga sebagai bangsa yang idealis kita harus
menjujung persatuan dan kesatuan bangsa ini. Untuk itu keutuhan dan persatuan
bangsa adalah hal terpenting yang menujang keberhasilan bangsa itu, sebab keutuhan bangsa
adalah merupakan negara kesatuan yang
memiliki kedaulatan, memiliki tujuan nasional dan berdiri secara utuh baik
wilayahnya, rakyatnya ataupun pemerintahannya. Cara kita saat menjaga
keutuhan negara ini bukan lagi melawan para penjajah, tetapi dengan sikap mencintai tanah air. karena,
menjaga kemerdekaan lebih berat dari pada merebutnya. Ini kembali kepada
generasi muda itu sendiri bagaimana cara untuk mengatasi pengaruh tersebut.
Makna Sumpah Pemuda bagi pemuda Indonesia saat
ini rupanya memang semakin memprihatinkan saja. Jika kita lihat, belakangan ini
semakin banyak peristiwa yang berpotensi menimbulkan perpecahan, baik di kalangan
pelajar, orang-orang muda, maupun masyarakat. Dan, mirisnya lagi, peristiwa itu
sering terjadi secara berulang-ulang tanpa adanya langkah antisipatif dari
pemerintah atau instansi terkait. Malahan, segelintir tindakan pemerintah
dianggap bisa menumbuhkan sikap arogansi terhadap generasi penerus ini.
Pemerintahan yang korup seperti ilmu yang siap untuk diwariskan kepada generasi
penerus bangsa ini.
Banyak hal yang sebaiknya perlu dan wajib untuk
menciptakan pemuda-pemudi generasi penerus bangsa yang baik, bermutu, dan
berkualitas. Peran lembaga pendidikan misalnya, dipercayai penuh sebagai
lembaga pembentuk karakter pelajar maupun mahasiswa. Lembaga pendidikan
harusnya mampu menciptakan generasi yang bisa dihandalkan, bukan malah menjadi
tempat pembentuk jiwa otoriter. Tauran sekolah misalnya, begitu sering terjadi
bahkan seperti sebuah tradisi turun-temurun bagi sejumlah sekolah di Indonesia.
Dalam hal ini, peran sekolah sebagai lembaga pembimbing tentu sangatlah
dibutuhkan, baik dalam tindakan sosialisasi hingga pencegahan.
Dengan demikian budaya asing juga mempengaruhi
keutuhan dan persatuan bangsa kita. Tinggal bagaimana kita dapat mengatasi dan
mencegah pengaruh tersebut. Di butuhkan persatuan yang kokoh dan semangat
nasionalisme dari kita semua.
"Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Unidar
Blog Competition 2014 dalam rangka
memperingati Hari Sumpah
Pemuda yang ke-86 tahun 2014. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan
merupakan jiplakan.“