Jumat, 24 Oktober 2014

Pengaruh Budaya Asing Terhadap Keutuhan dan Persatuan Bangsa



Tiap kali di bulan oktober ini teringat kembali akan kejadian 86 tahun lalu sebuah peristiwa penting akan lahirnya sumpah pemuda yang tercipta sebagai bentuk perlawanan dan keberhasilan pemuda indonesia dalam melawan kolonial belanda.
Namun, sumpah pemuda hanyalah dikenal sebagai peristiwa sejarah yang cukup diperingati setiap satu tahun sekali melalui upacara saja, tanpa mengaplikasikannya dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Tentu hal ini menjadi bahan renungan kita bersama sebagai generasi muda yang harus menjujung tinggi Bhineka Tunggal Ika sebagai alat pemersatu bangsa yang dilandasi semangat gotong royo.Sekarang ini nilai-nilai tersebut sudah luntur oleh berbagai pengaruh budaya yang kita tidak tahu datangnya dari mana sehingga sedikit saja ada gesekan sudah menjadi besar, padahal alangkah indahnyahidup dengan perdamaian, hidup berdampingan, hidup saling member,saling mengasihi dan menyayangi menjadi modal dasar untuk menjaga keutuhan bangsa dan Negara yang diperjuangan oleh para pejuang dahulu yang tidak mengenal pamrih, atau upah yang harus diterima.Pola pemikiran, gaya berbusana, pemakaian bahasa, hingga pola perilaku masyarakat masa kini juga cenderung lebih berkiblat kepada dunia Barat.Kegiatan-kegiatan yang bernuansa kebudayaan bangsa sendiri, malah lebih banyak diabaikan begitu saja. Padahal, itu semua merupakan jati diri bangsa yang seharusnya bisa dijaga dan dipelihara. Partisispasi dari pemerintahan tentu sangat dibutuhkan dalam menciptakan karakter pemuda-pemudi bangsa ini.
Seiring dengan perkembangan zaman sekarang ini hampir sebagian besar bangsa ini di pengaruhi oleh budaya asing mulai dari fesion, makan hingga merambat kebudaya anak muda yang lebih mencintai tren budaya barat dari pada budaya bangsanya sendiri, bahkan para remajah zaman sekarang mengidolahkan boyband dan girlsband Korea, Amerika. Mereka cenderung ingin mengetahui bagaimana tren-tren idola mereka itu,bahkan sampai mencari tahu kehidupan dan kebiasan mereka dari pada mempelajari dan mengetahui sejarah bangsa indonesia. Itu adalah sebagian kecil siasat  mereka untuk menghancurkan bangsa kita. Namun pengaruhnya sangat besar terhadap keutuhan bangsa ini. Ironisnya walaupun mereka telah mengetahui dampaknya para remaja kita masih saja mengagumi kebudayan negara asing. Apakah budaya bangsa ini tidak menarik untuk dipelajari? Padahal masih banyak sejuta budaya bangsa ini yang belum kita ketahui.
Ini diibaratkan kita mengemis untuk mereka, kenapa saya berkata demikaian?! karena bukan saja budaya kita yang terkontaminasi oleh budaya asing, tetapi bangsa ini yang selalu mengharapkan produk-produk instan dari negara asing. Itu dikarenakan bangsa ini yang ingin hidup serbah ada dibandingkan untuk untuk menciptakan hal-hal baru dari hasil karya mereka sendiri. Seperti hadist ini "seseorang yang mengambil tali di antara kalian kemudian dia gunakan untuk mengangkat kayu di atas punggungnya, lebih baik baginya dari pada ia mendatangi orang, kemudian meminta-minta kepadanya".(Riwayat Bukhari). Sehingga sebagai bangsa yang idealis kita harus menjujung persatuan dan kesatuan bangsa ini. Untuk itu keutuhan dan persatuan bangsa adalah hal terpenting yang menujang keberhasilan bangsa itu, sebab keutuhan bangsa adalah  merupakan negara kesatuan yang memiliki kedaulatan, memiliki tujuan nasional dan berdiri secara utuh baik wilayahnya, rakyatnya ataupun pemerintahannya. Cara kita saat menjaga keutuhan negara ini bukan lagi melawan para penjajah, tetapi  dengan sikap mencintai tanah air. karena, menjaga kemerdekaan lebih berat dari pada merebutnya. Ini kembali kepada generasi muda itu sendiri bagaimana cara untuk mengatasi pengaruh tersebut.
Makna Sumpah Pemuda bagi pemuda Indonesia saat ini rupanya memang semakin memprihatinkan saja. Jika kita lihat, belakangan ini semakin banyak peristiwa yang berpotensi menimbulkan perpecahan, baik di kalangan pelajar, orang-orang muda, maupun masyarakat. Dan, mirisnya lagi, peristiwa itu sering terjadi secara berulang-ulang tanpa adanya langkah antisipatif dari pemerintah atau instansi terkait. Malahan, segelintir tindakan pemerintah dianggap bisa menumbuhkan sikap arogansi terhadap generasi penerus ini. Pemerintahan yang korup seperti ilmu yang siap untuk diwariskan kepada generasi penerus bangsa ini.
Banyak hal yang sebaiknya perlu dan wajib untuk menciptakan pemuda-pemudi generasi penerus bangsa yang baik, bermutu, dan berkualitas. Peran lembaga pendidikan misalnya, dipercayai penuh sebagai lembaga pembentuk karakter pelajar maupun mahasiswa. Lembaga pendidikan harusnya mampu menciptakan generasi yang bisa dihandalkan, bukan malah menjadi tempat pembentuk jiwa otoriter. Tauran sekolah misalnya, begitu sering terjadi bahkan seperti sebuah tradisi turun-temurun bagi sejumlah sekolah di Indonesia. Dalam hal ini, peran sekolah sebagai lembaga pembimbing tentu sangatlah dibutuhkan, baik dalam tindakan sosialisasi hingga pencegahan.
Dengan demikian budaya asing juga mempengaruhi keutuhan dan persatuan bangsa kita. Tinggal bagaimana kita dapat mengatasi dan mencegah pengaruh tersebut. Di butuhkan persatuan yang kokoh dan semangat nasionalisme dari kita semua.

"Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Unidar Blog Competition 2014 dalam rangka 
memperingati Hari Sumpah Pemuda yang ke-86 tahun 2014. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan merupakan jiplakan.“


 
Diberdayakan oleh Blogger.